/1/
Air mata
tidak pernah mengenal usia,
ia hanya mengenal
apa yang terlahir setelahnya —
dari ceruk mata tuannya.
/2/
Dan air mata;
Dan air mata;
adalah sementara yang mengekalkan.
/3/
Seperti air mata.
Puisi,
adalah perasaan – perasaan
yang terkandung di dalamnya.
/4/
Air mata berpuisi,
melahirkan sunyi.
/5/
Dan pada air matamu,
kebahagiaan dan kesedihan itu
mempunyai takarannya masing – masing.
-M-
Menulis dalam kesedihan, berkata melalui untaian syair "air mata". :))
"dari ceruk mata tuannya.."
*dalem…. saking dalemnya, artinya aja gak tau.. 😐
Ya, sebab air mata merupa kata – kata yang tak lagi bersisihan. 🙂
Yah…. 😐
Ya udah ntar kalau belum tahu tanya dulu sama rumput yang bergoyang ya… ^_^
Duh, puisinya 🙂
terus, orangnya gak "Duh" juga nih mbak… ^_^